SUMENEP | NALARPOS.ID — Potret buram dunia pendidikan di wilayah kepulauan kembali mencuat. SMP Negeri 1 Brakas di Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, mengalami kerusakan infrastruktur yang sangat memprihatinkan, Selasa (29/7/2025).
Hampir seluruh ruang kelas di sekolah tersebut mengalami kerusakan berat. Bahkan dua ruang kelas di sisi barat sudah ambruk sejak awal tahun 2025, tanpa ada penanganan nyata dari pemerintah daerah.
Akibat kondisi itu, kegiatan belajar-mengajar (KBM) terpaksa dialihkan ke ruang laboratorium IPA secara darurat. Ruangan itu digunakan secara bergiliran oleh siswa karena keterbatasan ruang yang tersisa.
Hasil pantauan media Ini menunjukkan bahwa sekitar 90 persen bangunan SMPN 1 Brakas mengalami kerusakan struktural. Dinding retak, atap lapuk, dan plafon yang nyaris runtuh menjadi pemandangan sehari-hari.
Dana, operator sekolah, mengatakan kerusakan ini sudah berlangsung cukup lama. Penyebab utamanya adalah usia bangunan yang tua serta kurangnya perawatan dari tahun ke tahun.
“Semenjak roboh, dua kelas untuk siswa kelas sembilan tidak bisa dipakai. Kini hanya dua ruang di sisi timur yang tersedia, itu pun kondisinya tidak layak,” ujar Dana kepada media ini, Kamis 31 Juli 2025.
Sistem belajar bergiliran pun diterapkan. Akibatnya, efektivitas pembelajaran menurun drastis. Banyak siswa harus menunggu giliran masuk kelas, bahkan hingga sore hari.
Dana menambahkan, pihak sekolah sudah berupaya menyampaikan kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep. Bahkan mereka sampai harus lembur untuk menyiapkan data dan laporan pendukung.
“Kami sudah ajukan data berkali-kali, bahkan tim dari Dinas sempat datang. Tapi sampai sekarang hasilnya tetap nihil,” keluhnya.
Kondisi ini mencerminkan lemahnya perhatian pemerintah terhadap pendidikan di wilayah kepulauan. Padahal, semangat belajar siswa tetap tinggi meski fasilitas sangat terbatas.
Warga dan pihak sekolah khawatir, bila tidak segera ditangani, kualitas pendidikan anak-anak di Raas akan terus tertinggal jauh dibanding daerah daratan.
“Sekolah ini satu-satunya di daerah sini. Kalau terus dibiarkan, masa depan anak-anak kami yang jadi taruhannya,” ujar salah satu wali murid.
Sementara itu, Aktivis Form Pemuda Raas (FPR) Sumenep, Ludfilullah selaku Ketua Umum menyoroti kegentingan situasi yang dihadapi SMPN 1 Brakas.
Ia menegaskan bahwa lambannya respons pemerintah bukan hanya persoalan teknis semata, melainkan mencerminkan ketidakseriusan dalam menjamin hak dasar pendidikan bagi warga kepulauan.
Menurutnya, ketimpangan pembangunan antara daratan dan kepulauan bukan hal baru, namun seharusnya tidak lagi menjadi alasan untuk mengabaikan nasib anak-anak pulau, “Imbuhnya kepada media ini, Kamis 31 Juli 2025.
Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan diminta segera mengambil langkah konkret, tidak hanya janji dan survei, tetapi realisasi anggaran dan perbaikan menyeluruh terhadap infrastruktur pendidikan.
Ia menilai, kerusakan fasilitas sekolah yang parah telah mengganggu kenyamanan dan keselamatan siswa dalam mengikuti proses belajar-mengajar.
Bila dibiarkan terus-menerus, kondisi ini bisa mematikan semangat belajar generasi muda dan memperlebar jurang ketimpangan pendidikan di Sumenep, “Tuturnya
Pihaknya mendesak agar Pemkab Sumenep segera turun tangan dengan mengalokasikan anggaran darurat atau mengusulkan bantuan dari pusat.
Pemerintah juga diminta melibatkan warga dan tokoh lokal dalam proses pemulihan fasilitas pendidikan agar perbaikan yang dilakukan benar-benar tepat sasaran dan berkelanjutan”, Tutupnya.
Hingga berita ini dirilis, Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep belum memberikan tanggapan resmi. Harapan besar kini tertuju pada keseriusan pemerintah dalam menyikapi kondisi ini.
Pihak pewarta masih berupaya konfirmasi ke dinas terkait perihal Ambruknya SMPN 1 Brankas – Raas ini.
Penulis : Fer