SUMENEP | NALARPOS.ID — Dugaan skandal pelecehan seksual yang melibatkan seorang bos konter HP ternama di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memicu kehebohan publik.
Kasus ini mencuat setelah seorang mantan pegawai perempuan, Melati (nama samaran), memberanikan diri untuk bersuara dan membongkar perlakuan tak senonoh yang ia alami selama bekerja.
Pengakuan Melati, yang kini tersebar dalam bentuk rekaman, mengungkap sisi gelap dari bos konter berinisial Sugiono (nama samaran), yang selama ini dikenal religius dan sabar.
Namun di balik citra tersebut, Melati menyebut sang bos memiliki perilaku yang sangat tidak pantas.
“Saya tidak menyangka orang yang saya anggap sabar ternyata seperti itu,” ucap Melati dalam rekaman.
Ia juga menuturkan bahwa Sugiono sempat mengaku kepada seorang karyawan lain, sebut saja N, bahwa perlakuan yang ia lakukan terhadap Melati hanyalah “Sebuah Tes.”
“Katanya Mas Sugiono cerita ke Mbak N, cuma ngetes saya saja,” imbuhnya dengan suara sedih.
N, yang hingga kini masih aktif sebagai karyawan dan dikenal sebagai orang kepercayaan Sugiono, juga turut memberikan kesaksian mengejutkan.
Ia mengungkap bahwa bosnya itu beberapa kali bercerita kepadanya soal pengalaman menggoda pegawai perempuan, termasuk Melati.
Dalam sebuah video yang telah dikantongi redaksi, N menyebut Sugiono pernah menawarkan uang Rp1 juta kepada Melati sebagai imbalan atas permintaan tidak senonoh.
“Dia bilang awalnya Melati tidak mau, tapi belakangan berubah pikiran. Katanya itu cuma cerita ke saya karena saya dekat dengan dia,” kata N.
Lebih lanjut, N juga membeberkan bahwa Sugiono pernah mencoba mendekati pegawai baru berinisial T, bahkan mengajaknya ke hotel dengan dalih survei cabang usaha.
“Anak-anak toko sering cerita ke saya, termasuk T. Katanya diajak ke hotel oleh Sugiono. Saya sendiri bingung karena mereka semua memilih cerita ke saya, jadi saya harus menyimpan rahasia dari banyak orang,” ujar N.
N juga mengaku bahwa Sugiono tak pernah berani mendekatinya karena merasa N terlalu kuat secara karakter.
“Katanya dia gak berani ngajak saya karena katanya dari wajah dan bicara saya sudah kelihatan beda,” tutur N.
Menurut pengakuannya, Sugiono selalu meminta agar Melati tidak ditekan atau diperlakukan keras karena khawatir akan membuka semua aib ke keluarganya.
Sugiono disebut menyalahkan Melati karena dianggap telah memberikan respons positif atas ajakan awal yang disebutnya sebagai “cuma ngetes”.
“Dia bilang Melati salah karena mau. Awalnya cuma ngetes, tapi karena dia mau, akhirnya diteruskan,” ungkap N.
Sementara itu, sejumlah aktivis perempuan di Sumenep mendesak agar aparat penegak hukum segera turun tangan.
“Ini jelas bentuk pelecehan seksual terselubung. Jangan tunggu viral dulu baru bertindak,” tegas Siti Nurhasanah, aktivis perlindungan perempuan Madura.
Dukungan terhadap korban juga datang dari tokoh masyarakat setempat yang menilai kasus ini sebagai tamparan keras bagi dunia kerja, khususnya di sektor informal yang minim pengawasan.
Jika kasus semacam ini dibiarkan, mereka khawatir praktik amoral seperti ini akan menjalar ke tempat-tempat kerja lainnya.
Penulis : Fer
Sumber Berita: nusainsider.com