SUMENEP | NALARPOS.ID — Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, mengunjungi stand Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan Badan Kepegawaian serta Sumber Daya Manusia (BKPSDM) pada pameran pembangunan, Senin malam (1/9/2025). Stand tersebut tampil elegan dengan konsep pembangunan khas daerah.
Dalam kunjungannya, Bupati Fauzi memberikan apresiasi tinggi kepada kedua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) itu.
Menurutnya, kehadiran stand bukan hanya menonjolkan keindahan visual, tetapi juga menyampaikan pesan sejarah, budaya, dan arah pembangunan Sumenep ke depan.
“Saya bangga dengan inovasi yang ditunjukkan Bappeda dan BKPSDM. Stand ini bukan hanya indah dipandang, tapi juga memberi pesan kuat tentang jati diri, semangat, dan arah pembangunan Sumenep,” ujarnya.
Konsep utama stand tersebut mengusung replika Labeng Mesem, gerbang ikonik Keraton Sumenep. Inovasi itu menjadikan stand Bappeda dan BKPSDM sebagai salah satu pusat perhatian di arena pameran.
Bupati Fauzi menegaskan, pameran pembangunan seperti ini bukan sekadar ajang kreativitas, melainkan juga media edukasi bagi masyarakat.
“Kita ingin masyarakat melihat bahwa pembangunan Sumenep berakar pada sejarah dan budaya, namun tetap menatap masa depan dengan inovasi,” tambahnya.
Kepala Bappeda Sumenep, Dr. Ir. Arif Firmanto, S.TP., M.Si., IPU., ASEAN Eng., menjelaskan, Labeng Mesem bukan sekadar ornamen, melainkan simbol kepemimpinan Sumenep. Kata “mesem” berarti senyum, yang melambangkan keramahan dan kebijaksanaan pemimpin dalam menyambut rakyat maupun tamu.
“Dengan mengambil simbol Labeng Mesem, kami ingin menegaskan komitmen sebagai abdi negara yang siap melayani masyarakat dengan senyum, sopan santun, dan dedikasi,” jelas Arif.
Selain Labeng Mesem, stand juga dihiasi ornamen alun–alun taman bunga sebagai pintu masuk utama. Menurut Arif, alun–alun melambangkan ruang publik terbuka, pusat interaksi sosial, budaya, dan pemerintahan sejak masa lalu.
“Melalui alun–alun ini, kami ingin menghadirkan ruang kebersamaan untuk berdiskusi dan berinteraksi dengan masyarakat,” imbuhnya.
Warna stand juga memiliki makna filosofis. Merah melambangkan keberanian dan tanggung jawab, sementara hijau mencerminkan harapan, keseimbangan, dan religiusitas. Perpaduan keduanya menggambarkan semangat membangun Sumenep yang berani melangkah maju tanpa meninggalkan harmoni sosial dan spiritual.
Kolaborasi Bappeda dan BKPSDM dalam satu stand, lanjut Arif, merupakan simbol sinergi antara visi pembangunan dengan pengelolaan sumber daya manusia.
“Sebagaimana pemimpin Sumenep dahulu bijak dalam menata pemerintahan, kami berkomitmen membangun Sumenep yang unggul, mandiri, dan sejahtera. Visi pembangunan harus sejalan dengan peningkatan kualitas aparatur sipil negara,” tegasnya.
Tak hanya menampilkan filosofi historis, stand ini juga memperkenalkan gagasan masa depan, yakni pemanfaatan energi terbarukan. Menurut Arif, energi surya menjadi solusi atas keterbatasan sumber daya fosil sekaligus mendukung efisiensi energi.
“Energi terbarukan, khususnya tenaga surya, adalah solusi berkelanjutan. Setelah investasi awal, energi panel surya bisa diperoleh gratis dan ramah lingkungan. Bahkan garansinya mencapai 25 tahun,” paparnya.
Arif menambahkan, pemanfaatan panel surya terbagi dalam dua segmen: residensial (rumah tangga) dan office/commercial (kantor atau usaha). Potensi penghematan mencapai 70 hingga 80 persen dari biaya listrik bulanan.
“Untuk residensial, penghematan bisa mencapai Rp850 ribu per bulan, sedangkan untuk office atau commercial sekitar Rp2 juta. Dengan begitu, biaya investasi awal bisa kembali hanya dalam enam tahun,” pungkasnya.
Penulis : Fer