Harlah ke-58 Kopri: Meneguhkan Kaderisasi, Menyemai Masa Depan Perempuan Progresif

Kamis, 25 September 2025 - 13:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto. Maharani Dyah Putri, Kabid Kaderisasi PC Kopri Jember

Foto. Maharani Dyah Putri, Kabid Kaderisasi PC Kopri Jember

OPINI | NALARPOS.ID Sejak berdiri pada 25 September 1967 bersamaan dengan pelaksanaan Mukernas II PMII di Semarang, Korps PMII Putri (Kopri) tidak hanya menjadi bagian struktural dari organisasi, melainkan juga menjadi wadah kaderisasi yang lahir dari kebutuhan mendesak untuk membangun kesadaran perempuan dalam berorganisasi.

Kelahirannya menjadi tonggak bahwa kader putri PMII harus mendapatkan ruang setara dalam proses kaderisasi, ruang untuk menajamkan intelektualitas, memperkuat spiritualitas, dan menumbuhkan keberanian untuk terlibat aktif dalam gerakan sosial maupun kebangsaan.

Perjalanan panjang selama lima puluh delapan tahun memperlihatkan bahwa kekuatan utama Kopri terletak pada proses kaderisasi.

Dari masa ke masa, Kopri hadir bukan semata-mata untuk mengisi ruang gerakan, tetapi untuk memastikan lahirnya kader yang memiliki fondasi kuat: pemahaman kritis, sikap progresif, serta orientasi pengabdian.

Tanpa kaderisasi yang kokoh, sebuah organisasi akan kehilangan arah dan daya tahan. Karena itu, penguatan kaderisasi selalu menjadi prioritas utama yang dijaga hingga kini.

Kaderisasi di tubuh Kopri bukan hanya soal agenda formal seperti Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan Kader Dasar (PKD), atau Pelatihan Kader Lanjut (PKL).

Lebih jauh dari itu, kaderisasi dimaknai sebagai proses panjang yang mengintegrasikan aspek intelektual, emosional, spiritual, dan sosial. Melalui proses itu, seorang kader putri PMII ditempa agar mampu membaca realitas sosial, memetakan persoalan, sekaligus menawarkan solusi yang berpihak pada kepentingan masyarakat luas.

Kekuatan kaderisasi juga terlihat dari bagaimana Kopri memposisikan diri sebagai ruang aman bagi kader putri. Dalam ruang ini, perempuan tidak hanya ditempa untuk menjadi pendukung gerakan, melainkan disiapkan untuk menjadi pemimpin.

Kader putri didorong agar berani mengambil peran strategis, baik dalam organisasi maupun dalam kehidupan sosial-politik.

Kaderisasi menjadi alat untuk memutus rantai subordinasi, meneguhkan kesetaraan, dan membangun kesadaran bahwa perempuan memiliki kapasitas yang sama untuk memimpin dan menentukan arah gerakan.

Namun, perjalanan kaderisasi tidak pernah lepas dari tantangan. Dinamika sosial yang terus bergerak cepat membuat proses kaderisasi harus selalu adaptif. Tantangan digitalisasi, derasnya arus informasi, hingga perubahan kultur generasi muda menjadi faktor yang harus direspons.

Karena itu, pola kaderisasi Kopri harus mampu bertransformasi tanpa kehilangan substansi. Nilai-nilai dasar seperti humanisme, kesetaraan, dan keberpihakan pada kaum tertindas tetap dijaga, tetapi cara penyampaian, pendekatan, dan metode pendidikan kader harus terus diperbarui agar relevan dengan konteks zaman.

Dalam konteks Jember, PC Kopri hadir dengan semangat membangun kaderisasi yang inklusif dan menyeluruh. Kader putri tidak hanya dibekali dengan kemampuan konseptual, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat memperkuat peran mereka di masyarakat.

Diskusi, kajian, dan pelatihan menjadi medium untuk mengasah nalar kritis. Sementara itu, program pemberdayaan, advokasi, hingga kerja-kerja sosial menjadi ruang praktik untuk mengasah kepedulian dan keterlibatan nyata.

Semua itu dilakukan agar kaderisasi tidak berhenti di ruang teoritis, tetapi benar-benar hidup dalam praktik sosial sehari-hari.

Kaderisasi Kopri pada dasarnya adalah proses menyalakan obor pengetahuan dan nilai, yang kemudian diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Setiap kader yang lahir dari proses itu membawa tanggung jawab untuk menjaga api perjuangan tetap menyala. Inilah yang menjadikan Kopri mampu bertahan hingga usia ke-58 tahun.

Bukan karena kemapanan struktural semata, melainkan karena proses kaderisasi yang terus melahirkan generasi baru yang siap melanjutkan estafet perjuangan.

Sebagai Kabid Kaderisasi, refleksi terbesar dalam momentum harlah ini adalah bagaimana memastikan bahwa kaderisasi Kopri benar-benar mampu melahirkan kader yang cendekia: cerdas, mandiri-kreatif, dan agamis. Cerdas berarti memiliki kecakapan intelektual untuk menafsirkan realitas dan mengartikulasikan gagasan.

Mandiri-kreatif berarti memiliki keberanian untuk berdiri tegak tanpa bergantung, serta melahirkan terobosan-terobosan baru yang bermanfaat. Agamis berarti menjaga nilai-nilai spiritualitas agar setiap gerak langkah senantiasa berpijak pada moralitas dan keimanan.

Kader cendekia inilah yang akan menjadi wajah Kopri ke depan. Dari mereka akan lahir pemimpin-pemimpin perempuan yang progresif, yang tidak hanya terlibat dalam dinamika organisasi, tetapi juga berperan aktif dalam membangun masyarakat dan bangsa.

Dengan kader semacam itu, Kopri akan selalu relevan dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan peradaban yang inklusif.

Lima puluh delapan tahun perjalanan bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Tantangan ke depan semakin kompleks, tetapi peluang juga terbuka luas.

Kaderisasi yang kuat akan menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan gerakan. Selama proses itu tetap dijaga, selama kader terus ditempa dengan nilai dan pengetahuan, selama itu pula Kopri akan bertahan sebagai organisasi perempuan yang progresif dan visioner.

Momentum harlah ke-58 ini menjadi pengingat bahwa penguatan kaderisasi adalah pekerjaan utama yang tidak boleh diabaikan. Dari sinilah lahir harapan baru, energi baru, dan kepemimpinan baru.

Kopri akan terus menyalakan obor perjuangan, meneguhkan identitas kader putri PMII, dan mengarahkan langkah menuju masa depan yang lebih setara, adil, dan beradab.

Selamat harlah ke-58, Kopri tercinta. Semoga setiap proses kaderisasi yang dijalankan selalu menjadi ladang lahirnya kader-kader perempuan progresif yang siap mengabdi untuk agama, bangsa, dan kemanusiaan.

PENULIS : Maharani Dyah Putri, Kabid Kaderisasi PC Kopri Jember

Facebook Comments Box

Penulis : MH

Follow WhatsApp Channel nalarpos.id untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

PW Pergunu Sumut Beri Apresiasi Tinggi untuk Forum Internasional ICOHOPE 2025
Syukuran Peresmian Musola Jadung: Santunan Yatim, Doa Bersama, dan Inspirasi Kebaikan
PBAK STITA 2025: Mahasiswa Baru Diajari Nilai Empati Lewat Kegiatan Sosial
Harlah ke-58 Kopri: Meneguhkan Spirit Keagamaan dalam Gerakan Perempuan
Kopri 58 Tahun: Gerakan Progresif Menuju Peradaban Inklusif
Butir Garam Madura: Dari Simbol Leluhur Hingga Kebanggaan Masa Kini
Transformasi Digital & Pemberdayaan Pelajar Putri Jadi Fokus Rahmi Zendrato di Konferwil IPPNU Sumut
Hari Kedua Imunisasi Massal, 11.190 Anak di Sumenep Sudah Divaksin Campak
Berita ini 23 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 1 Oktober 2025 - 13:46 WIB

PW Pergunu Sumut Beri Apresiasi Tinggi untuk Forum Internasional ICOHOPE 2025

Kamis, 25 September 2025 - 20:21 WIB

Syukuran Peresmian Musola Jadung: Santunan Yatim, Doa Bersama, dan Inspirasi Kebaikan

Kamis, 25 September 2025 - 18:12 WIB

PBAK STITA 2025: Mahasiswa Baru Diajari Nilai Empati Lewat Kegiatan Sosial

Kamis, 25 September 2025 - 15:21 WIB

Harlah ke-58 Kopri: Meneguhkan Spirit Keagamaan dalam Gerakan Perempuan

Kamis, 25 September 2025 - 13:59 WIB

Harlah ke-58 Kopri: Meneguhkan Kaderisasi, Menyemai Masa Depan Perempuan Progresif

Berita Terbaru