SUMENEP | NALARPOS.ID — Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dikenal sebagai organisasi mahasiswa yang konsisten mengawal kebijakan nasional, terutama dalam bidang demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.
Namun, dalam beberapa waktu terakhir, peran tersebut tampak meredup, khususnya di Sumenep.
Di tengah dinamika politik nasional dan berbagai aksi besar yang terjadi di Indonesia, PMII Sumenep nyaris tak terdengar. Bahkan, dalam polemik terbaru terkait Undang-Undang (UU) TNI yang menuai banyak kritik, organisasi ini terlihat absen dalam menyampaikan sikap atau kajian kritis.
Pengesahan UU TNI yang baru-baru ini disahkan memicu kekhawatiran luas karena dianggap membuka peluang kembalinya Dwifungsi TNI—konsep yang telah ditolak oleh gerakan reformasi 1998.
Banyak elemen masyarakat sipil bersuara lantang menolak kebijakan ini. Namun, di tengah hiruk-pikuk perdebatan, satu pertanyaan besar muncul: Ke mana suara PMII Sumenep?
Sebagai organisasi mahasiswa yang selama ini dikenal progresif, absennya PMII Sumenep dalam merespons isu ini menimbulkan dua kemungkinan.
Pertama, ada kemungkinan bahwa PMII Sumenep secara tidak langsung mendukung substansi UU ini, termasuk potensi kembalinya Dwifungsi TNI dalam kehidupan sipil. Jika benar, ini tentu menjadi tamparan bagi identitas organisasi yang seharusnya berdiri teguh memperjuangkan demokrasi dan supremasi sipil.
Kedua, dan yang lebih mengkhawatirkan, bisa jadi PMII Sumenep mengalami kemunduran dalam tradisi intelektual dan advokasinya. Ketidakhadiran mereka dalam kajian dan kritik terhadap kebijakan nasional dapat menjadi indikasi bahwa daya kritis mahasiswa mulai melemah.
Jika mahasiswa tak lagi aktif mengawal kebijakan publik, siapa lagi yang akan memastikan keputusan negara tetap berpihak kepada rakyat?
Sebagai garda terdepan pergerakan mahasiswa, PMII Sumenep harus segera membangkitkan kembali suara kritisnya. Melalui diskusi, kajian, dan aksi nyata, organisasi ini dapat berkontribusi dalam membentuk opini publik serta mendorong perubahan yang positif.
Eksistensi PMII Sumenep sebagai organisasi pergerakan akan semakin dipertanyakan jika terus diam dalam isu-isu besar yang menyangkut kepentingan bangsa.
Kini, saatnya PMII Sumenep kembali ke jalur perjuangan.
Salam Pergerakan!